Hi everybody ! Enjoy, read and be my blog's member ! Thanks for your visit ! :)
RSS

Jumat, 21 Juni 2013

Hanya Sebuah Esai Politik

Pengguncang Dunia yang Tak Berarah
Dibuat oleh : Christine Tjahjadinata


Politik adalah sebuah topik pembicaraan yang tak akan pernah usang oleh waktu. Kini, di negara maju mana pun, politik pasti dijadikan sebagai tujuan utama dalam hidup masyarakatnya. Bahkan, negara berkembang seperti Indonesia sudah menjadikan politik sebagai singgasana berharga yang selalu menarik minat banyak orang. Dunia politik sangat menjanjikan masa depan yang cerah bagi umat manusia. Semua hal bisa didapatkan bila kita berkecimpung di dalamnya.

Namun, selama ini yang membicarakan hal politik dimayoritaskan pada orang dewasa. Kaum muda, seperti remaja dianggap belum mampu untuk memikirkannya. Apakah hal ini memang benar ? Apakah kaum muda belum mampu untuk berpikir kritis terhadap dunia politik ? Sepertinya, hal ini tidak sepenuhnya benar. Apalagi ada ungkapan dari Bung Karno yang berbunyi, “Berikan aku 1.000 orang tua maka akan kucabut semeru hingga ke akarnya, berikan aku 10 pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”. Bila begitu pentingnya kedudukan pemuda dalam mengisi dinamika perjalanan negara ini, bagaimana mungkin ia bisa dianggap belum pantas untuk memperhatikan kondisi negara yang sudah demikian berantakan? Rasanya semangat mereka lah yang justru diperlukan pada masa kini untuk menegakkan keadilan.

Para kaum muda memang belum diperkenalkan tentang politik secara mendalam, namun melalui media komunikasi yang telah berkembang pesat di masa modern ini, sepertinya sedikit demi sedikit para kaum muda pun dapat mengerti dasar – dasar dunia politik. Pikiran kaum muda pun lebih terbuka terhadap perubahan serta informasi dari dunia luar. Lagipula, dunia secara bergilir akan segera digantikan penguasanya oleh kaum muda. Bila kaum muda tidak dibekali pengetahuan yang cukup akan dunia politik sejak dini, bagaimana bisa dunia ini berkembang menjadi lebih baik? Terus mengikuti arus yang diciptakan oleh kaum terdahulu pun tak selalu baik, bukan?

Maka dari pentingnya kontribusi kaum muda dalam dunia politik, maka kaum terdahulu pun harus lebih bijak dalam menjalankan dunia politiknya. Setidaknya, perhatikan kaum muda dalam berbagai sisi di dunia kepolitikan, jangan menciptakan persepsi bahwa politik itu hanyalah dunia orang dewasa, apalagi membuat kaum muda merasa tidak dihargai dalam dunia politik. Karena bila mereka sudah merasa sakit hati, maka akan sulit untuk menarik mereka kembali ke dalamnya. Mereka akan enggan untuk bergelut dalam dunia politik dan bila sudah demikian, siapa yang akan mau melanjutkan dunia politik di negeri ini?

Dalam faktanya, banyak kaum muda Indonesia yang merasa kurang dihargai dalam dunia politik. Buktinya, saat kampanye pemilu terjadi di mana-mana, kaum muda seakan hilang dan tak diperlukan. Kaum muda, terutama pemilih baru hanya dapat menyimak dari layar kaca yang kebanyakan menayangkan tentang tokoh-tokoh yang fenomenal dan mayoritas banyak diperbincangkan oleh masyarakat, entah yang baik ataupun yang terbilang aneh dan terlalu bersifat mengada-ada atau imajiner.

Belum lagi contoh yang ditunjukan oleh para politikus Indonesia. Para politikus yang sejatinya sibuk menegakkan keadilan, justru kini turut ambil bagian dalam dunia entertainment, menjadi seorang artis dadakan. Entah harus bagaimana menggambarkan mereka dalam dunia nyata Indonesia ini. Tingkah mereka sungguh unik, ada yang bisa dicontoh, namun banyak pula yang justru bersifat kurang terpuji dan itulah yang diburu dan diliput oleh para wartawan dari berbagai media, termasuk acara infotainment di televisi.

Sensasi dalam dunia keartisan seakan mampu membutakan mata mereka, para politikus negeri ini. Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena persepsi salah dalam otak masyarakat, terutama kaum muda dapat terbentuk dengan massal dan niscaya meracuni negeri ini, dimana terkesan dalam benak masyarakat bahwa dunia artis lebih penting daripada dunia politik. Bila mana sudah demikian, masyarakat bisa saja mengutarakan pendapat bahwa untuk apa kita memilih calon perwakilan rakyat? Bukankah itu tidak penting?

Selain itu, kebiasaan mereka pun cukup beragam. Berbicara keras yang seakan tak beretika, mereka tunjukkan di segala media untuk mencari perhatian rakyat. Kebijakan baru yang terus dicemooh rakyat melanglang buana di segala penjuru. Kehancuran rumah tangga yang diakibatkan kesibukan dunia politik pun terdengar dalam keheningan. Belum lagi sindiran dari segala media yang tak mereka gubris. Mereka membiarkan harga diri seorang politikus seakan merosot ke bawah begitu saja.

Entah bermaksud berbesar hati tidak mempermasalahkan cemooh rakyat atau memang tidak peduli pada harga diri mereka. Yang pasti adalah rakyat semakin tidak menghormati para politikus negara ini. Mungkin karena sakit hati yang rakyat rasakan lah yang membuat mereka bisa demikian tidak menghargainya. Bagaimana tidak? Janji palsu yang para politikus utarakan seakan hanyalah isapan jempol belaka, hanya hangat beberapa menit dan membeku kembali dalam hitungan detik.

Kalau sudah demikian, bagaimana seorang remaja bisa menemukan tokoh yang tepat untuk mereka teladani? Remaja Indonesia yang jumlahnya 13 kali lebih banyak daripada penduduk Singapura itu bisa tersia-siakan begitu saja jika contoh yang mereka lihat tetaplah seperti saat ini. Sungguh kondisi yang sangat mengerikan bila remaja harus benar-benar kehilangan pegangan dalam melangkah menuju masa depan. Entah apakah perubahan menuju ke arah yang lebih baik itu akan benar terjadi di dalam dunia politik Indonesia atau tidak ?

Seperti yang telah dilansir dalam www.antaranews.com, remaja di Indonesia saat ini memang terlalu sering menghadapi kondisi yang memprihatinkan. Masalah negeri yang kian menjamur telah menjadi pemandangan biasa yang tersebar di segala pelosok mata remaja. Mulai dari masalah politik, kesehatan, hingga masalah sosial dapat mereka ketahui dengan mudahnya melalui berbagai alat komunikasi yang canggih dalam masa modern ini.

Pribadi remaja pun semakin rusak seiring dengan bertambahnya masalah dalam dunia ini. Yang utama ialah masalah politik, dimana semua pemimpin dan pejabat negara duduk dengan segala kemewahannya mengatur negara ini. Bagaimana tidak? Bagi kaum muda, khususnya remaja, negara adalah sebuah aset yang sangat penting, karena di sana lah mereka berpijak dan berdiri dengan tegaknya. Kalau negara ini hancur, bagaimana bisa mereka melanjutkan hidup mereka dan tentunya keturunan mereka berikutnya?

Bila hanya masalah yang dapat mereka lihat setiap harinya, bagaimana bisa pribadi mereka berkembang menjadi yang lebih baik lagi? Hidup mereka akan dilatar belakangi oleh masalah dan bukan sebuah hal yang dapat dicontoh. Masa kelam akan menghantui masa muda mereka dan membekas selama jantung mereka masih berdetak. Bila demikian, akankah para remaja itu bisa memimpin dengan baik walaupun memiliki masa muda yang kelam? Itu sangat sulit dan jarang kita temukan tentunya, karena latar belakang lah yang membuat masa depan itu ada dan menentukan ke mana pribadi seseorang akan terbentuk.

Dari semua alasan di atas, masihkah seorang remaja tidak dibutuhkan dalam dunia politik negeri ini? Apa benar masa depan tak ada hubungannya dengan mereka para remaja? Kalau kaum terdahulu terus bersih keras bahwa kaum muda belum pantas mencampuri urusan politik negeri ini, entah apa yang akan terjadi pada dunia politik mendatang. Mungkinkah ada perubahan tanpa usaha untuk mempelajari yang terdahulu? Sepertinya, memulai pembelajaran dari masa yang produktif seperti masa remaja itu lebih baik daripada baru memulainya di masa yang telah senja seperti para pejabat masa kini yang cenderung berusia 40 tahun ke atas. Namun, di balik semua kalimat yang tertulis ini, semuanya hanya bisa dijawab oleh mereka yang pantas menjawabnya, entah itu kaum pejabat ataupun pemimpin negeri ini, dan hanya kaum remaja lah yang mampu membuktikan kebenarannya. 

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS