Bicara tentang sekolah, pasti kita akan
teringat tentang beberapa orang penting di dalamnya. Orang penting itu antara
lain ialah guru, petugas tata usaha, dan juga kepala sekolah. Namun, di balik
semua guru dan para petugas administrasi tersebut, pernahkah kita terpikir akan
para satpam dan petugas kebersihannya? Tentu sangat jarang, bukan?
Bahkan banyak dari kita yang menganggap mereka
rendah, bahkan tak mau mengenali mereka sama sekali. Banyak hal pun turut menyebabkan
hal ini. Mulai dari rasa gengsi kita yang terlalu tinggi sehingga tak mau
bergaul dengan mereka yang bergaji kecil, sampai kemunculan mereka yang begitu
sedikit di depan orang banyak sehingga mereka pun kian terlupakan. Mereka
muncul ketika semua orang sedang sibuk mengurusi dirinya sendiri dan selalu
siap membantu kemana pun, bahkan kapan pun kita membutuhkannya.
Hati mereka sangat murni, dan pekerjaan
mereka pun sangat mulia. Sayangnya, banyak orang kian meremehkan mereka dari
hari ke hari. Banyak orang yang seenaknya saja menghina mereka tanpa tahu
peranan mereka di dunia ini. Tak banyak orang tahu, bahwa sesungguhnya
pekerjaan mereka lah yang sangat berarti dan dibutuhkan di kehidupan ini,
bahkan pekerjaan seorang satpam dan seorang pesuruh. Berikut adalah cerita
tentang salah satu dari mereka yang sering kita lupakan, namun ternyata sangat
membantu kita dalam kehidupan sehari-hari.
Cerita ini ialah
tentang seorang satpam yang selalu memakai seragam tidak resmi di TK Regina
Pacis. Beliau bernama bapak Asheli. Melihat penampilannya yang tidak
berseragam, kita mungkin akan menganggapnya sebagai orang tua murid atau bahkan
orang biasa yang sekedar lewat dan berhenti di tempat tersebut. Sayangnya, pendapat
anda itu salah, karena beliau sudah 24 tahun bekerja di TK Regina Pacis sebagai
petugas kebersihan, pejaga pintu TK, serta petugas keamanan sejak tahun 1986.
Kini, beliau bekerja secara semerawutan dengan penghasilan tak tentu.
Semua yang bisa ia kerjakan akan ia kerjakan, bahkan ia sempat berkata bahwa ia
hanyalah seorang pesuruh di Regina Pacis. Bila ia disuruh mengantar surat, maka
ia akan mengantarkannya, bahkan bila ia disuruh untuk menjaga anak, maka ia pun
akan menjaganya. Semuanya ia lakukan, mulai dari menjaga pintu TK, membukakan
pintu mobil para murid, membersihkan lingkungan di sekitar TK, sampai menjaga
anak para orang tua murid yang belum dijemput. Semua itu ia lakukan demi istri,
anak, dan juga cucunya. Anaknya sudah ada dua orang, yang satu sudah menikah
dan mengikuti suaminya, sedangkan yang satu lagi masih tinggal dengan mereka
secara akrab dan penuh pengertian. Cucunya pun sudah ada tiga orang, dimana
salah satunya telah duduk di bangku kelas 3 SD.
Dengan anggota keluarganya yang sebanyak ini,
pak Asheli pun semakin memiliki tanggung jawab dalam hidupnya. Biarpun mereka
hidup dalam kebersamaan dan juga penuh kasih sayang, namun kebutuhan duniawi
pun harus bisa mereka penuhi juga. Sayangnya, pekerjaan pak Asheli di TK Regina
Pacis ini masih kurang cukup untuk membiayai keluarganya tersebut. Maka dari
itu, ia yang bekerja di TK Regina Pacis dari pukul 05.30 pagi ini pun mengambil
pekerjaan lain di luar waktu kerjanya tersebut. Pekerjaan itu antara lain ialah
menjadi pengasuh anak, atau yang biasa kita kenal dengan tempat penitipan anak.
Para orang tua yang sedang sibuk bekerja, bisa menitipkan anaknya pada pak
Asheli. Anda pun tak perlu takut akan terjadi apa-apa pada anak anda, karena hampir
semua orang di Regina Pacis mengenalnya sebagai orang yang baik dan penuh
tanggung jawab.
Bahkan, saya pernah melihat sendiri bagaimana
cara pak Asheli menjaga anak yang dititipkan kepadanya. Ia mengurusi mereka
dengan sangat baik bahkan penuh rasa tanggung jawab. Biarpun usianya sudah tua,
yaitu 54 tahun dan badannya tak sekuat dulu lagi, namun ia tidak segan-segan
untuk menggendong anak yang dititipkan kepadanya. Ia masih kuat menggendong
anak-anak tersebut, bahkan masih mampu menanggapi beberapa kenakalan anak
seperti memanjat pagar dengan penuh kesabaran.
Kebaikan hati bapak yang lahir pada tanggal 12
maret 1958 ini pun turut terlihat saat kami mewawancarainya. Ia yang waktu itu sedang
sibuk menjaga pintu TK, masih mau meluangkan waktunya untuk diwawancarai,
bahkan menjawab pertanyaan kami dengan
senyum. Kami pun secara otomatis mulai merasakan kebaikan hatinya dan menjadi
yakin akan pendapat kami yang mengatakan bahwa memang ialah orang yang
dibutuhkan oleh dunia masa kini. Orang yang ramah dan mau menolong siapa saja
dengan segala ketulusan yang ada di hatinya, biarpun kadang kala uang yang ia
peroleh untuk keluarganya itu tidak cukup bahkan kurang. Ia mengatakan bahwa
ekonomi keluarganya sangat rumit dan tak bisa ia jelaskan, cukup atau pun tidak,
pasti ada saja kekurangannya.
Sungguh hidup yang sulit untuk seorang bapak
yang yang baik hati seperti beliau. Ia selalu membuat orang lain nyaman dengan
kebaikan hatinya, terutama saat kami mewawancarainya, namun ada pula yang
membuatnya merasa tak nyaman, seperti saat ada anak-anak yang nakal dan sulit
untuk diberitahu mulai bertingkah dan melakukan hal-hal yang berbahaya, seperti
memanjat pagar maupun merangkak di atas jala gawang sepak bola. Ia merasa tak
nyaman karena takut akan keselamatan mereka dan khawatir akan terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan pada diri mereka sendiri. Namun di samping
kekhawatirannya itu, ia memiliki beberapa pengalaman yang berkesan selama
bekerja di Regina Pacis. Ia sering merasa terharu ketika mengingat akan adanya
alumni yang masih mau datang ke sekolah ini dan bertemu dengannya. Menurutnya,
anak-anak yang seperti itu sangatlah baik hatinya, karena masih mau
mengingatnya yang hanyalah seorang pesuruh.
Tak hanya itu. Ia juga mengatakan bahwa
anak-anak jaman sekarang itu penurut dan mudah untuk diberitahu. Ia senang
melihat anak-anak yang seperti itu dan berharap akanlah tetap demikian. Sedangkan
untuk harapan dalam pekerjaan, ia sudah tak punya lagi. Ia tak tahu harus
berharap apa lagi dalam pekerjaannya, karena sebentar lagi ia pun ingin pensiun
dan menghabiskan waktu yang lebih banyak bersama dengan keluarganya yang sangat
ia cintai. Sekian, cerita tentang beliau yang begitu luar biasa.